PEMETAAN SEBARAN PARTIKULAT DARI PEMBAKARAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PENGOLAHAN SAWIT, DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU
Abstract
Penggunaan boiler dan incinerator pada industri pengolahan sawit akan memberikan kontribusi polutan berupa partikulat (PM2.5 dan PM10) yang jumlahnya cukup besar. Partikulat merupakan polutan yang memiliki tingkat toksisitas tinggi sehingga bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Pemetaan sebaran partikulat perlu dilakukan sebagai salah satu usaha untuk memecahkan masalah dalam memantau dan mengevaluasi sebaran gas buang yang berbahaya terhadap masyarakat maupun lingkungan, sehingga strategi penanganan dampak pencemaran udara yang berasal dari pabrik kelapa sawit bisa ditentukan secara akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran polutan yang berasal dari pabrik kelapa sawit serta memetakan pola penyebarannya pada lingkungan. Untuk dapat menggambarkan pola penyebaran polutan, dimulai dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran polutan tersebut seperti besaran polutan yang dihasilkan, stabilitas atmosfer, arah dan kecepatan angin. Data-data tersebut diperolah dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Pekanbaru. Untuk menggambarkan penyebaran polutan partikulat digunakan model simulasi yang telah diintegrasikan dalam software aermod. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa arah sebaran emisi untuk polutan PM2.5 dan PM10 dari hasil simulasi model cenderung mengarah ke arah tenggara dan utara dari sumber. Nilai konsentrasi PM2.5 hasil simulasi untuk 24 jam tertinggi untuk yaitu 9,26 µg/m3, untuk 1 tahun tertinggi yaitu 1,48 µg/m3. Nilai konsentrasi PM10 hasil simulasi untuk 24 jam tertinggi untuk yaitu 18,23 µg/m3, untuk 1 tahun tertinggi yaitu 2,87 µg/m3. Hasil simulasi tersebut menunjukkan konsentrasi polutan PM2.5 dan PM10 yang berasal dari boiler dan insinerator berada dibawah baku mutu masing masing polutan.
The form of particulates (PM2.5 and PM10) which are quite significant. Particulates are pollutants that have a high level of toxicity that can endanger human health and the surrounding environment. Mapping of particulate distribution needs to be done as an effort to solve problems in monitoring and evaluating the distribution of hazardous gases to the community and the environment, so that the strategy for handling the effects of air pollution originating from palm oil mills can be determined accurately. This study aims to determine the amount of pollutants originating from palm oil mills as well as mapping the distribution patterns in the environment. To be able to describe the pattern of pollutant spread, it starts by identifying the factors that influence the spread of pollutants such as the amount of pollutants produced, atmospheric stability, wind direction and speed. These data were obtained from the Meteorology and Geophysics Agency of Pekanbaru City. To describe the spread of particulate pollutants, a simulation model is used which has been integrated into the AERMod software. The results of the study show that the direction of the distribution of emissions for pollutants PM2.5 and PM10 from the simulation model results tend to point southeast and north from the source. The PM2.5 concentration value for the 24-hour simulation results was highest for 9.26 µg / m3, the highest for 1 year was 1.48 µg / m3. The highest value of PM10 concentration simulation results for 24 hours is 18.23 µg / m3, the highest 1 year is 2.87 µg / m3. The simulation results show the concentration of pollutants PM2.5 and PM10 originating from boilers and incinerators are below the quality standards of each pollutant.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara Sultan Syarif Kasim II (BMKG SSQ II). 2018. Prakiraan Musim Hujan dan musim kemarau 2017/2018. Buletin BMKG. Pekanbaru
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2017.
Carbonello, L.M.T., Gacita, M.S., Oliva, J.D.J.R., Garea, L.C., Rivero, N.D., Ruiz, E.M., 2010. Methodological guide for implementation of the AERMOD system with incomplete local data. Atmosferic Pollution Res. 1, 102-111
Colls, J. 2002. Air Pollution Second Edition. Spon Press. London.
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Subdit Pengelolaan Lingkungan. Kementerian Pertanian. Jakarta
Fardiaz, S. 2003. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Hanafi, N.H., Hassim, M.H dan Yusuf, M.R.M. 2016. Emission Factor Establishment For Palm Oil Mill Boiler. Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering), Volume 78, Halaman 101-107.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2007. Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Udara. Penerbit Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.
Mahmood, W.H.W., Abdullah, I., Fauadi, M.H.F.M dan Rahman, M.N.A. 2014. OEE Measures For Sustainable Environment in Palm Oil Mill: a Review. International Symposium on Research in Innovation and Sustainability 2014 (ISoRIS ’14), Volume 26, Nomor 5, Halaman 1855-1859.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Udara
Putranto, A.D. 2016. Analisis Dispersi H2S dan NH3 dari Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dan Dampaknya Terhadap Kualitas Udara Sekitar (Studi Kasus: PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang). Tesis. Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Ratnani, R.D. 2008. Teknik Pengendalian Pencemaran Udara yang Diakibatkan oleh Partikel. Jurnal Momentum, Volume 4, Nomor 2, Halaman 27-32.
US EPA (United States Environment Protection Agency). 2004. User's Guide for the AMS/EPA Regulatory Model AERMOD. EPA 454/B03001.
US EPA (United States Environment Protection Agency). 1997. National Ambient Air Quality Standards (NAAQS).
Vallero, D. 2014. Fundamentals of Air Pollution Fifth Edition. Elsevier. USA.
DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jst.v18.n2.p57-67
Copyright (c) February 2020 Aryo Sasmita, David Andrio
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.